Menjelang masuk sekolah, akhyar gembira karena abi ummi akan menemaninya mencari tas sekolah, bukan ikut-ikut tradisi pengen punya yang baru ketika bersekolah, tapi memang tasnya sudah layak diganti. Untuk beli tas, ummi sudah menyiapkan hampir 250rb.
Ketika berangkat, abi menyarankan kita mampir ke market berlantai 2, toko serba ada dekat rumah saja terlebih dulu, mengingat bulan Ramadhan baiknya kita tidak banyak beredar lama di pasar. Ummi sepakat, akhyar mah ikut, yang penting tas kebeli, tapi ummi dah bersiap biasanya supermarket kecil di lingkungan rumah takkan punya banyak stock barang yang bagus terlebih keren.
Tiba di toko, akhyar meluncur ke sudut ruangan yang terlihat “lumayan” banyak tas terpajang, ummi mempersilakan, “Silakan mas, pilih yang mas suka.” Sembari akhyar memilih, ummi pun ikut milih (pastinya!), sembari bergumam dihati “hmm…tas standar sama, kayaknya biasa-biasa aja.”, tapi tidak sampai 10 menit, akhyar berteriak, “aku mau yang ini aja, mi” katanya girang, hmm….ternyata pilihan akhyar jatuh ke tas sandang “biasa” berwarna hitam, lalu apa yang menarik? Ada gambar robot di tas, mirip dengan robot yang ia punya di rumah, tas seharga 70an ribu.
Ummi tertegun, uang dikantong “selamat” sebanyak 180rb, bahkan…aku tersenyum, ternyata, terkadang pilihan sang anak sangat sederhana, tapi ia teramat bangga karena bisa memilih. Akhyar, dulu, ummi bahkan tidak bisa memilih, bukan karena kemahalan mungkin, tapi karena nenek harus memilihkan yang sesuai dengan kantong, hari ini,…ummi mensyukuri akhyar yang bisa memilih, terlebih yang dipilih ramah sekali dikantong .
Belanja yang simple, murah, dan tak butuh waktu yang lama, dapet tas yang nyaman di hati. Sepulangnya, akhyar bermain sekolah – sekolahan bersama adiknya, alis, dengan bangga ia mengenakan tas “discount 75%” dibahu.
Read More
Ketika berangkat, abi menyarankan kita mampir ke market berlantai 2, toko serba ada dekat rumah saja terlebih dulu, mengingat bulan Ramadhan baiknya kita tidak banyak beredar lama di pasar. Ummi sepakat, akhyar mah ikut, yang penting tas kebeli, tapi ummi dah bersiap biasanya supermarket kecil di lingkungan rumah takkan punya banyak stock barang yang bagus terlebih keren.
Tiba di toko, akhyar meluncur ke sudut ruangan yang terlihat “lumayan” banyak tas terpajang, ummi mempersilakan, “Silakan mas, pilih yang mas suka.” Sembari akhyar memilih, ummi pun ikut milih (pastinya!), sembari bergumam dihati “hmm…tas standar sama, kayaknya biasa-biasa aja.”, tapi tidak sampai 10 menit, akhyar berteriak, “aku mau yang ini aja, mi” katanya girang, hmm….ternyata pilihan akhyar jatuh ke tas sandang “biasa” berwarna hitam, lalu apa yang menarik? Ada gambar robot di tas, mirip dengan robot yang ia punya di rumah, tas seharga 70an ribu.
Ummi tertegun, uang dikantong “selamat” sebanyak 180rb, bahkan…aku tersenyum, ternyata, terkadang pilihan sang anak sangat sederhana, tapi ia teramat bangga karena bisa memilih. Akhyar, dulu, ummi bahkan tidak bisa memilih, bukan karena kemahalan mungkin, tapi karena nenek harus memilihkan yang sesuai dengan kantong, hari ini,…ummi mensyukuri akhyar yang bisa memilih, terlebih yang dipilih ramah sekali dikantong .
Belanja yang simple, murah, dan tak butuh waktu yang lama, dapet tas yang nyaman di hati. Sepulangnya, akhyar bermain sekolah – sekolahan bersama adiknya, alis, dengan bangga ia mengenakan tas “discount 75%” dibahu.